Sabtu, 15 November 2008

PERBAIKAN KUALITAS GENETIK BENIH RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii MELALUI FUSI PROTOPLAS

ABSTRAK:
Perbaikan kualitas genetik benih rumput laut Kappaphycus alvarezii, dilakukan melalui persilangan dua varietas yang memiliki keunggulan. Fusi protoplas merupakan salah satu teknik penyilangan yang paling sederhana dalam rangka perbaikan kualitas genetik rumput laut jenis ini. Sumber benih yang digunakan antara lain berasal dari Takalar dan Tambalang yang masing-masing memiliki keunggulan dalam pertumbuhan dan kandungan karageenannya. Protoplas rumput laut diperoleh melalui cara kimia dengan melisis menggunakan campuran enzim, media kultur yang digunakan antara lain Conwy yang dimodifikasi dengan campuran vitamin, fusi protoplas dilakukan dengan cara kimia mengunakan PEG 6000 dalton. Hasil isolasi protoplas menggunakan campuran enzim dengan beberapa perbandingan memperlihatkan jumlah protoplas yang paling banyak adalah campuran enzim selulase dan macerozym dengan perbandingan 2 : I dengan jumlah rata-rata berkisar 1,25 x 108 sel/mL , sedangkan isolasi protoplas dari sumber yang berbeda memperlihatkan jumlah yang paling tinggi berasal dari Takalar dengan jumlah berkisar 3,70 x 107 sel /mL. Hasil fusi protoplas memperlihatkan persentase sel yang dapat fusi berkisar 40-50%, media kultur yang paling baik digunakan adalah media Conwy dengan modifikasi campuran vitamin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rumput laut yang tumbuh cepat, tahan penyakit, dan kandungan karageenan yang maksimum.
Kata kunci: Kualitas genetik, Kappaphycus alvarezii, fusi protoplas.

ABSTRACT: Genetic Quality improvement of Seaweed seed Kappaphycus alvarezii by protoplast fusion By : Emma Suryati, Sri Redjeki HM., A. Tenriulo and Rosmiati

Genetic quality improvement of seaweed seed Kappaphycus alvarezii, was done by crossing between two varieties which have advantage. Protoplast fusion is the one of simple crossing techniques in improvement of genetic quality for this kind of seaweed. The seed which were used come from Takalar and Tambalang, each has advantage in growth and carrageenan content. Protoplast of seaweed was chemically isolated through lysase by enzime mixture, the culture media was Conwy with vitamin mixture modification, and protoplasts fusion was chemically done by PEG 6000 Dalton. The result of protoplast isolation by enzime mixture in several ratio showed that the most protoplast was in 2 : 1 ratio between cellulase and macerozyme with average amount about 1.25 x 108 cell/mL, and the result of protoplast isolation of seaweed from different sources showed the highest protoplast was the seaweed from Takalar it’s amount about 3.70 x 107 cell/mL. Protoplast fusion showed the percentage of cell fusion was about 40-50%, and the best media culture was Conwy with vitamin mixture modification. This research aim to get the seaweed which grow quickly, hold up the disease, and yield of carageenan content maximum..
Keywords: Genetic quality, Kappaphycus alvarezii, protoplast fusion.


PENDAHULUAN

Budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di Sulawesi Selatan telah menjadi pusat perhatian dalam satu dekade terakhir ini mengingat perminataan akan bahan baku karaginan yang semakin tinggi dan didukung oleh ketersediaan pabrik pengolahan rumput laut yang memadai. Dengan melihat potensi budidaya rumput laut yang tinggi, Sulawesi Selatan ditetapkan sebagai sentra produksi rumput laut di Indonesia.Salah satu kosekuensinya adalah penyediaan benih yang harus terjamin. Penyediaan benih rumput laut dapat berasal dari alam, budidaya, dan perbenihan baik secara vegetatif maupun generatif (Parenrengi et al., 2007). Namun kendala yang dihadapi antara lain merosotnya kualitas benih pada budidaya, hal ini antara lain disebabkan oleh penggunaan benih dari alam secara berulang yang dapat mengakibatkan penurunan baik kualitas maupun kuantitasnya, termasuk sangat rentan terhadap penyakit.
Teknik kultur jaringan menjanjikan perbanyakan benih secara berkesinambungan dan berkualitas tinggi, namun untuk mendapatkan galur yang baik perlu ada persilangan antarspesies. Hal ini dapat dilakukan melalui kultur potoplas yang nantinya dapat disilangkan melalui fusi protoplas berdasarkan variasi genetik yang telah diketahui sebelumnya (Parenrengi et al., 2006). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir yaitu kultur jaringan rumput laut dan analisis genetik rumput laut, diperoleh beberapa informasi mengenai media yang baik pada perbanyakan secara in vitro (Amini, et al ., 1995, Suryati et al., 2002) serta karakter genetik dari beberapa varietas rumput laut K. alvarizii yang ada di Indonesia pada umumnya (Parenrengi et al., 2006). Dalam rangka perbaikan kualitas genetik dari K. alvarezii, tidak hanya dilakukan dengan kultur jaringan dari tallus saja, tetapi perlu adanya penyilangan antar spesies agar diperoleh bibit dengan kualitas yang lebih tinggi baik rendamen karaginannya maupun pertumbuhan dan ketahanannya terhadap penyakit. Penyilangan melalui fusi spora dari Gracillaria sp telah dilakukan oleh Cheney (1999), sedangkan pada rumput laut K. alvarezii tidak dijumpai spora yang dapat lepas sehingga penyilangan dan perbaikan kualitas genetik dilakukan melalui fusi protoplas. Salvador dan Serrano (2005), yang telah berhasil mengisolasi protoplas rumput laut menggunakan enzim dari ekstrak abalon segar dengan kepadatan berkisar antara 2,8 x 103 sampai 8,2 x 103 sel/mL. Kemudian Suryati et al.(2007), berhasil mengisolasi protoplas rumput laut K. alvarezii menggunakan enzim yang berasal dari viscera keong mas baik yang beku mapun segar dan campuran enzim dengan kepadatan mencapai 1,9-19 x 106 sel/mL, serta kultur protoplas menggunakan beberapa media telah dilaksanakan dan memperlihatkan hasil yang cukup menjanjikan.
Beberapa riset mengenai perbaikan kualitas genetik melalui fusi protoplas yang telah berhasil dilakukan antara lain pada tanaman tingkat tinggi seperti tanaman lada, nilam dan terung (Mariska dan Husni, 2006), dan tanaman tinggi lainnya seperti kentang sedangkan pada rumput laut K. alvarezii masih diperlukan banyak informasi. Oleh karena itu rintisan fusi protoplas rumput laut K. alvarezii diharapkan dapat diperoleh teknik dan perbaikan kualitas genetik pada rumput laut secara menyeluruh dan dapat meningkatkan produksi rumput laut pada umumnya.

BAHAN DAN METODE:
Isolasi dan kultur protoplas di laboratorium

Tallus rumput laut K. alvarezii hasil kultur jaringan, dibersihkan dan dikeringkan menggunakan tissue. Kemudian dipotong kurang lebih 2-5 cm, dimasukkan ke dalam botol kultur yang berisi larutan antibiotik mix dengan konsentrasi 30 ppm dalam air laut steril dan direndam selama 24 jam. Masing-masing tallus diiris dengan ketebalan 1 mm menggunakan scapel steril dan dimasukkan ke dalam botol vial steril yang berisi larutan enzim yang telah disiapkan, lalu ditempatkan pada shaker dengan kondisi gelap dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30°C (Suryati et al., 2007).
Protoplas yang diperoleh kemudian disaring dan dicuci dengan washing solution (WS) yang mengandung larutan media conwy, mannitol 0,6 M dan CaCl2 27,5 mM dalam akuades steril dengan pH larutan 7,6 kemudian disentrifuge, supernatan dipisahkan dengan cara menyaring menggunakan ’Mary clot’ dengan porositas 100µm, homogenat yang diperoleh dicuci kembali dengan larutan pencuci dan disentrifuge kembali. Pencucian ini diulang hingga tiga kali dan terakhir homogenat dilarutkan dalam culture solution (CS) yang mengandung 60% WS, 40% media conwy, mannitol 0,4 M, CaCl2 12,5 mM dalam akuades steril dengan pH larutan 6 dan diberi zat perangsang tumbuh kinetin, IAA, dan auxin masing-masing 4 ppm (Salvador et al ., 2005).
Untuk mengetahui protoplas yang hidup dan yang mati, dilakukan tes viability dengan penambahan zat warna evan blue dengan konsentrasi 0,05% yang dilarutkan dalam air laut steril. Protoplas viabel dan debris dapat dibedakan dengan warna, dimana protoplas viabel dapat menyerap warna dari evan blue, sedangkan protoplas yang debris tidak dapat menyerap warna dari evan blue. Protoplas yang viable dihitung menggunakan Sedgewick Rafter Cell (SRC).

Fusi Protoplas

Protoplas yang berasal dari dua varietas yang berbeda masing-masing diambil 1 mL dengan kepadatan 104-106 sel/mL dimasukkan ke dalam tabung centrifug, kemudian diencerkan dengan larutan hingga kepadatan yang sama .
Sebanyak 3-4 tetes (0,25 mL) campuran protoplas dipipet dan ditempatkan ke dalam petridish, Setelah 2-5 menit kemudian teteskan larutan PEG 6000 (20, 40, dan 60%) melalui dinding cawan dengan hati-hati. Setelah terjadi penggumpalan, larutan PEG diencerkan dengan larutan fusion yang terdiri atas air laut yang mengandung 5-40 mM calcium, pH 8-9 dan merupakan larutan hipotonik pada PEG.
Kelebihan larutan pada campuran protoplas dan PEG dikeluarkan menggunakan mikro pipet, diganti dengan larutan fusi yang baru. Setelah 10-20 menit, diamati di bawah mikroskop untuk melihat persentase yang dihasilkan pada fusi, apabila tidak terjadi maka ditambahkan larutan PEG seperti di atas hingga terjadi fusi kemudian larutan fusi diganti dengan media kultur dengan cepat (Hendaryono dan Wijayani, 1994).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil isolasi protoplas menggunakan campuran enzim komersial dengan beberapa perbandingan antara enzim selulase dan macerozym atau pektinase memperlihatkan jumlah protoplas yang terisolasi bervariasi. Hasil isolasi memperlihatkan jumlah protoplas yang paling banyak yaitu pada perbandingan campuran enzim selulase dan pektinase dengan perbandingan 2:1 dengan jumlah protoplas mencapai 125,49 x 106 sel/mL, sedangkan yang paling rendah adalah campuran enzim selulase dan macerozym dengan perbandingan 1:0 diperoleh protoplas 9,55 x 106 sel/mL (Gambar 1).












Gambar 1. Jumlah protoplas yang terisolasi menggunakan campuran enzim dengan perbandingan 1:0 (A); 0:1 (B),1:1 (C); 1:2 (D); dan 2:1 (E)


Protoplas rumput laut K. alvarezii diisolasi menggunakan enzim selulase dan pektinase yaitu macerozym yang berperan di dalam melisis jaringan dinding sel rumput laut paling luar yang terdiri atas molekul-molekul karbohidrat dalam bentuk selulose yang merupakan dinding pelindung protoplas. Enzim selulase dapat mendegradasi selulosa pada dinding sel sehingga protoplas dapat keluar, sedangkan enzim macerozym atau pektinase diperlukan pada degradasi pektin yang umumnya berada pada lapisan sekunder yang menghubungkan lapisan dinding sel pada jaringan rumput laut dewasa yang berfungsi sebagai perekat antara kedua lapisan (Juwono dan Juniarto, 2000)
Media kultur sangat berpengaruh terhadap perkembangan protoplas baik tunggal maupun hasil fusi protoplas, media kultur yang digunakan untuk isolasi protoplas antara lain media yang sering digunakan pada kultur mikro algae dengan diperkaya dengan nutrien yang kemungkinan dibutuhkan untuk pertumbuhan rumput laut K. alvarezii seperti Conwy, PES 1/20, dan SSW. Media kultur yang paling banyak menghasilkan protoplas adalah media Conwy, sedangkan SSW, dan PES kurang baik walaupun secara statistik tidak berbeda nyata, namun keutuhan dari sel protoplas dan kelangsungan hidupnya sangat dipengaruhi oleh media yang memberikan asupan nutrien untuk kehidupannya. Hasil isolasi protoplas tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Gambar 2).








Gambar 2. Jumlah protoplas yang terisolasi menggunakan beberapa media kultur

.
Hasil isolasi protoplas yang berasal dari beberapa sumber lokasi budidaya antara lain berasal dari Takalar, Tambalang (Pilipina), Bali, dan Maumere yang dikembangkan di daerah Takalar dengan umur pemeliharaan yang sama memperlihatkan jumlah protoplas yang berbeda (Gambar 3)












Gambar. 3. Jumlah protoplas yang terisolasi dari sumber rumput laut yang berbeda.

Jumlah protoplas yang terisolasi dari beberapa daerah sentra budidaya memperlihatkan protoplas yang paling banyak terisolasi yaitu dari daerah asli Takalar, sedangkan jumlah protoplas yang paling sedikit yaitu dari daerah Tambalang Pilipina yang dikembangkan di daerah Takalar. Hal ini dapat terjadi disebabkan rumput laut, bersama-sama dengan hewan dan biota heteromorf lain menempati zona intertidal dan subtidal di peraiarn pantai, memiliki anatomi multiseluler yang kompleks, serta memiliki jaringan berdiferensiasi dan mirip dengan tumbuhan pada umumnya. Selain itu rumput laut K. alvarezii memiliki adaptasi biokimia terhadap kondisi lingkungan misalnya dinding selnya tediri atas selulose dan polisakarida yang dapat membentuk jel yang menyebabkan rumput laut terasa seperti berlendir dan seperti karet, bahan-bahan ini akan membantu memberikan bantalan tallus yang dapat melawan agitasi gelombang.
Nutrien yang ada pada suatu lokasi berbeda dengan yang lain sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan biota yang hidup di sekitarnya. Demikian juga dengan kemampuan beradaptasi dari rumput laut yang dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain akan memberikan perkembangan yang berbeda pula baik sel maupun tallus rumput laut pada umumnya sehingga jumlah protoplas yang diisolasi memperlihatkan perbedaan (Campbell et al., 2000).
Proses fusi protoplas rumput laut yang diisolasi dari K. alvarezii (Gambar 4) yang berasal dari sumber yang berbeda yaitu dari Takalar dan Tambalang, fusi dari kedua protoplas tersebut terjadi dengan adanya induksi oleh polietilen glikol (PEG) 6000 dalton. Protoplas sel totipoten tanpa dinding sel dapat dihasilkan dengan mudah dan dirancang untuk menumbuhkannya menjadi jaringan kalus dan dilanjutkan menjadi tanaman kecil yang dapat dikembangbiakkan secara konvensional. Protoplas dapat dipisahkan dari jaringan organ dan jaringan kalus. Jaringan tallus rumput laut dapat digunakan karena hasil protoplas dari sumber ini cukup tinggi dan seragam. Protoplas sering menghasilkan jaringan kalus yang kemudian dari kalus ini diregenerasikan suatu tumbuhan yang lengkap (Khairul, 2001).

Gambar 4. Perkembangan protoplas rumput laut setelah terjadi fusi


Untuk menentukan keberhasilan fusi protoplas adalah mendapatkan protoplas dengan densitas yang tinggi. Penghancuran dinding sel dengan menggunakan enzim selulase dikombinasikan dengan macerozim dapat menghasilkan protoplas dengan struktur yang sempurna dan densitas yang tinggi (Mariska dan Husni, 2006).
Fusi protoplas pada rumput laut K. alvarezii, diawali dengan penggabungan protoplas dua varitas rumput laut K.alvarezii yang masing-masing memiliki keunggulan dalam pertumbuhan dan kandungan karaginan yang maksimum. Keberhasil fusi pada protoplas rumput laut rata-rata berkisar pada 40-50%, selebihnya dapat terjadi kontaminasi yang mengakibatkan kematian pada protoplas yang dipelihara.
Manfaat penting dari protoplasma dalam pemuliaaan tanaman termasuk rumput laut terletak pada beberapa sifatnya, yaitu : (1) protoplas dapat dihasilkan dan disaring untuk membentuk banyak variasi. Meskipun protoplas yang terbentuk secara genetik bersifat homogen, tetapi kalus yang merupakan keturunannya dapat menjadi tanaman yang menunjukan perbedaan sifat-sifat yang cukup besar, (2) tidak adanya dinding sel memudahkan fusi antara protoplas dengan demikian mengawali terjadinya pembastaran. Fakta bahwa fusi dapat terjadi antara sel somatik yang bersifat diploid yang memungkinkan pemuliatanaman merancang suatu teknik dengan baik, (3) tidak adanya dinding sel juga memudahkan penyerapan DNA, sebagai fragmen atau plasmid yang berasal dari bakteri, untuk menghasilkan tanaman dengan sifat-sifat yang baru sama sekali (Khairul, 2001).

KESIMPULAN DAN SARAN
1. Komposisi enzim selulase dan pektinase yang paling baik untuk mengisolasi protoplas rumput laut K. alvarezii adalah dengan perbandingan 2:2.
2. Media kultur yang paling baik digunakan pada isolasi protoplas rumput laut K. alvarezii yaitu media conwy yang dimodifikasi dengan campuran vitamin.
3. Sumber benih yang paling banyak menghasilkan protoplas adalah dari daerah asli Takalar.
4. Keberhasil fusi pada rumput laut K. alvarezii baru mencapai 40-50%, dan diperlukan teknik yang lebih baik agar kontaminasi dapat direduksi.

PUSTAKA

Amini, S., M. Amin, dan A. Parenrengi. 1995. Penelitian kultur jaringan rumput laut, Eucheuma sp secara vegetatif. Laporan hasil penelitian ARMP Balitkandita, Maros. 16 hal
Campbell, Neil A, J.B. Reece, and Lawrence. G. Mitchell. 2000. Biology. Fifth ed Addison Wisly Longman. Inc. 404 hal

Cheney, D.P. 1999. Strain improvement of seaweeds thru genetic manipulation: current status. World Aquaculture 30: 55-56 &65.

Hendaryono, D.P.S dan A. Wijayani 1994. Teknik Kultur Jaringan Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif-Modern. Kanisius. Jakarta 138 hal.

Juwono dan A. Z. Juniarto. 2000. Biologi Sel. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 97 hal.

Khairul. 2001. Peranan Bioteknologi dalam Pembangunan Pertanian. Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor

Mariska , I dan Husni, A. 2006. Perbaikan Sifat Genotif melalui Fusi Protoplas pada Tanaman lada, nilam, dan terung. Jurnal Litbang Pertanian 25(2). 2006. p 56-59

Parenrengi, A., Sulaeman, E. Suryati, dan A. Tenriulo, 2006. Karakterisasi genetik rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidayakan di Sulawesi Selatan. Jurnal Riset Akuakultur Vol.1 (1): 1-11.

Parenrengi, A., E. Suryati, dan Rachmansyah, 2007. Penyedian benih dalam menunjang kebun bibit dan budidaya rumput laut, Kappaphycus alvarezii. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Riset Kelautan dan Perikanan, 7 Agustus 2007 di Jakarta, 12 pp.

Salvador, R.C and A.E. Serrano. 2005. Isolation of Protoplast from Tissue Fragments of Philippine cultivars of Kappaphycus alvarezii (Solierienceae, Rhodophyta). J. Of Applied Phycology 17: 15-22
Suryati, E, A. Tenriulo, dan Sri Rejeki H.S. 2007. Isolasi dan Kultur Protoplas rumput laut Kappaphycus alvarezii di

1 komentar:

Imron Kuswandi M. mengatakan...

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tidak terasa, 1 tahun telah berlalu.
Tidak terasa maut semakin dekat menjemput kita.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita,
sehingga kelak kita dapat mengakhiri hidup ini,
dengan husnul khotimah.

Selamat tahun baru 1430 H / 2009 M!

Saudaraku... ,
Tanpa kita sadari, ternyata hidup ini teramat singkat. Mungkin tulisanku berikut ini dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


TERNYATA HIDUP INI SANGAT SINGKAT!

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tanpa kita sadari, sebagian diantara kita mungkin telah memasuki usia sekitar 37 tahun. Jika memang demikian, maka hal ini berarti bahwa tak terasa 37 tahun telah berlalu. Jika kita melihat data tentang rata-rata usia harapan hidup bangsa kita yang hanya berkisar 65 tahun, berarti kita telah melampaui separuh perjalanan. Padahal, masa 37 tahun yang telah kita lalui tersebut, ternyata terasa begitu cepat. Itu artinya masa yang belum kita lalui tentunya akan terasa lebih cepat lagi dibandingkan dengan masa yang telah kita lalui tersebut. Jadi..., nampaklah bahwa hidup ini ternyata teramat singkat. Dan pada akhirnya kita baru menyadari, bahwa ternyata maut itu begitu dekat di depan mata kita!!! Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui". (QS. Al Mu’minuun. 112-114).

Saudaraku…,
Lalu bagaimanakah keadaan kita saat ini? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa yang telah pasti itu? Yaitu ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya? Dimana kita harus mempertanggung- jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini?

Atau malah sebaliknya? Apakah kita masih terus saja disibukkan oleh urusan-urusan yang hanya bersifat keduniawian semata? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengejar karier setinggi-tingginya tanpa mengindahkan norma-norma agama? Apakah kita masih ..., apakah kita masih ..., dst. yang kesemuanya itu (tanpa kita sadari) kita lakukan dalam upaya untuk menambah modal kita, agar kita dengan mudah dapat membanggakan diri kita, agar kita dengan mudah dapat menyombongkan diri kita, agar kita dengan mudah dapat ..., agar kita dengan mudah dapat ..., dst.? Na’udzubillahi mindzalika! Semoga bermanfaat.. .! {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika kita senantiasa mengingat kematian. Demikian pesan Rasulullah, pemimpin kita yang teramat kita cintai. Mungkin beberapa tulisanku berikut ini juga dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


ORANG YANG CERDAS

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Saat ini, kita masih bisa bersenda gurau, kita masih bisa saling bertegur sapa, kita masih bisa saling berkirim kabar, kita masih bisa saling bertukar cerita. Dan yang pasti, kita masih bisa bersama-sama.

Namun, dibalik itu semua, sadarkah kita, bahwa pada saat yang bersamaan, satu per satu saudara-saudara kita telah dipanggil kembali untuk berpulang menghadap kepada Sang Kholiq, Pemilik seluruh alam semesta ini? Sementara yang lain (termasuk kita), baik disadari atau tidak, sedang menunggu untuk mendapatkan giliran yang sama. Yah…, cepat atau lambat, pada akhirnya kita akan kembali jua kepada-Nya, untuk selama-lamanya.

Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa jika masa itu telah tiba (yaitu masa ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, ketika kita telah tutup usia), maka kita akan berjalan seorang diri, segala sesuatunya harus kita urusi sendiri?

Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang peduli dengan urusan kita, sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suami kita, anak-anak kita, saudara kita, sahabat kita. Karena masing-masing sudah teramat sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.

Pada saat itu, sudah tidak ada kesempatan untuk bersenda gurau lagi, untuk saling bertegur sapa lagi, untuk saling bertukar cerita lagi. Dan yang pasti, kita sudah tidak bersama-sama lagi, seperti saat ini.

Saudaraku…,
Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa yang telah pasti itu? Dimana kita harus mempertanggung- jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini? Dimana kita harus sendiri? Dimana tidak ada seorangpun yang peduli dengan kita? Sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suami kita, anak-anak kita, saudara kita, sahabat kita?

Atau, apakah kita masih saja terlena? Seolah-olah kita akan hidup untuk selama-lamanya? Seolah-olah maut itu tidak akan pernah menyapa kita? Seolah-olah kita akan terus bersama-sama? Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku…,
Ingatlah, bahwa: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling sibuk mempersiapkan bekal untuk menghadapinya, dialah (orang) yang paling cerdas. Dia pergi dengan kemuliaan dunia dan akhirat.” (H. R. Ibnu Majah). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


MENGINGAT KEMATIAN (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Orang yang selalu mengingat kematian itu tidaklah identik dengan orang yang selalu murung, frustasi dan penuh dengan keputus-asaan karena serasa maut sudah benar-benar di depan mata!

Yang terjadi justru sebaliknya. Kepada siapapun, dimanapun, kapanpun, dia akan selalu berusaha untuk berkarya dan memberikan persembahan terbaik. Karena dia khawatir, jangan-jangan hari ini adalah kesempatan terakhir!

Di sisi lain, dia juga senantiasa bekerja keras mempersiapkan bekal untuk menghadapinya. Seolah tidak ada waktu untuk tidak mengingat-Nya (dzikrullah) . Seolah tidak ada waktu untuk bersantai, apalagi sampai bermaksiat kepada-Nya. Karena dia tahu, bahwa maut bisa datang menjemputnya, kapan saja, di mana saja!

Pada saat yang sama, dia juga tidak mudah silau oleh gemerlapnya kehidupan dunia ini. Karena dia tahu, bahwa masa depannya yang sesungguhnya bukanlah di sini, di alam dunia ini. Tetapi nanti, di alam akhirat, dimana dia akan tinggal untuk selamanya di sana!

Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling sibuk mempersiapkan bekal untuk menghadapinya, dialah (orang) yang paling cerdas. Dia pergi dengan kemuliaan dunia dan akhirat.” (H. R. Ibnu Majah).

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” . (QS. Al An’aam: 32). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.

{Bersambung! }

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


MENGINGAT KEMATIAN (II)

Assalamu’alaikum wr. wb.

KEMATIAN PASTI TERJADI PADA SEMUA MAKHLUK HIDUP

Saudaraku…,
”Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?”. (QS. An Nisaa’. 78).

Saudaraku…,
“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. An Nahl. 70).

Saudaraku…,
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al Jumu’ah. 8).

Saudaraku…,
”Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan? ", dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)**, dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)”, (QS. Al Qiyaamah. 26 – 30). **) Karena hebatnya penderitaan di saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat.

”Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati”. (QS. Al Mu’minuun. 15). “Semua yang ada di bumi itu akan binasa”. (QS. Ar Rahmaan. 26). ”Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”. (QS. Qaaf. 19).

KETAKUTAN PADA KEMATIAN

Saudaraku…,
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (QS. An Nisaa’. 78).

Saudaraku…,
Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja". (QS. Al Ahzab. 16).

Saudaraku…,
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al Jumu’ah. 8).

MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADAPI KEMATIAN

Saudaraku…,
”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Baqarah. 110).

Saudaraku…,
”Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”. (QS. Al Baqarah. 223).

Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al Baqarah. 281).

Saudaraku…,
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” . (QS. Ali ‘Imran. 185).

Saudaraku…,
”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya” . (QS. Al Kahfi. 7).

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr. 18).

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS. Al Munaafiquun. 10). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.

{Bersambung! }

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


MENGINGAT KEMATIAN (III)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sesungguhnya orang yang sekarang sangat mencintai kehidupan dunia, dimana dia merasa bahwa seolah-olah akan hidup untuk selama-lamanya, seolah-olah maut tidak akan pernah menyapanya, seolah-olah semua perbuatannya tidak akan pernah dimintai pertanggung- jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, maka nantinya (di alam akhirat) justru malah berharap mati/kematian/ kebinasaan. Dia sangat berharap pada kematian/kebinasaan agar terlepas dari siksa yang amat besar yaitu azab di neraka yang amat panas serta berharap dikembalikan lagi ke dunia.

“Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan** )”. (QS. Al Furqaan. 13). **) Maksudnya ialah mereka mengharapkan kebinasaan, agar terlepas dari siksa yang amat besar, yaitu azab di neraka yang amat panas dengan dibelenggu, di tempat yang amat sempit pula, sebagai yang dilukiskan itu.

“Mereka ingin ke luar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat ke luar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal”. (QS. Al Maa-idah. 37).

“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (QS. Al Baqarah. 167).

“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)” . (QS. Al An’aam. 27).

Saudaraku…,
Sedangkan orang yang sekarang senantiasa mengingat kematian, dimana dia bisa merasakan bahwa hidup ini ternyata teramat singkat, dan maut bisa datang menjemputnya setiap saat, sementara semua perbuatannya (selama masa hidupnya di dunia yang teramat singkat ini) akan dimintai pertanggung- jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, dan dia juga mengetahui bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan, maka nantinya (di alam akhirat) justru berbahagia karena mereka tidak akan pernah berjumpa lagi dengan kematian. Mereka akan kekal di sana.

”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” . (QS. Ali ‘Imran. 185).

”Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah "salaam" (QS. Ibrahim. 23).

“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik*) oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun`alaikum* *), masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS. An Nahl. 32). *) Maksudnya ialah wafat dalam keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan; atau dapat juga berarti mereka mati dalam keadaan senang karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk surga. **) Artinya: selamat sejahtera bagimu.

Saudaraku…,
Demikianlah gambaran keadaan kita sekarang (selama masa hidup di dunia yang teramat singkat ini) serta keadaan kita di masa yang akan datang (yaitu di alam akhirat, dimana kita akan hidup selamanya di sana). Jika saat ini kita teramat mencintai dunia dan melupakan kematian, maka nantinya (di alam akhirat) justru akan berharap pada kematian/kebinasaan . Na’udzubillahi mindzalika! Sebaliknya, jika saat ini kita senantiasa mengingat kematian, maka nantinya (di alam akhirat) kita justru teramat berbahagia karena kita tidak akan pernah berjumpa lagi dengan kematian, karena kita akan kekal di sana.

Saudaraku…,
Tentunya, semuanya akan kembali pada diri kita masing-masing, jalan mana yang akan kita pilih. Ya, Allah... ” Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6-7). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.